Monday, 14 November 2011....
by : Giovani Trixie
Tadi malam gue bermimpi ketemu sama seorang malaikat terjatuh dari surga, begitu indah dan sempurna, cahayanya begitu menyilaukan mata. Malaikat itu datang ke gue dan meminta gue untuk menyembuhkan sayapnya uang terluka. Gue pun langsung membawanya masuk ke dalam mobil dan berjalan pulang menuju rumah.Namun, sepanjang perjalanan menuju ke rumah gue sang malaikat terus-menerus menangis. Gue pun bertanya padanya, "Apa ada yang salah?" Mendengar pertanyaan dari gue, si malaikat mengangkat kepalanya dan menatap mata gue dalam-dalam. Dia menggeleng dan kemudian tersenyum di tengah wajahnya yang sembab sehabis menangis. "Namamu siapa?" tanyanya pada gue dengan suara yang hampir tak terdengar. "Gio..." jawab gue. "Gio.... Kamu baik...." ucap malaikat itu lagi, lalu tak lama menunudukkan kepalanya dalam-dalam dan kembali menangis. Gue gak mau ganggu dia, jadi gue biarkan aja dia nangis sepuasnya. Tak lama kemudian, kita pun sampe di rumah gue. "Seperti inikah rumah manusia?" tanya si malaikat dengan mata yang bersinar. Mendengar pertanyaannya, gue tertawa kecil, lalu mempersilahkan dia turun dari mobil dan membawanya masuk ke dalam rumah. Gue menyuruhnya duduk di ruang tamu dan kemudian meninggalkan dia sendiri untuk membuat minuman dan mengambil peralatan untuk mengobati lukanya. Setelah semua siap, gue menghampirinya ke ruang tamu, memberikannya minum dan mulai mengobati sayapnya yang terluka. Melihat segelas air putih segar, si malaikat langsung meneguknya dan kemudian menatap gue dalam-dalam. Sementara gue yang tidak sadar sedang diperhatikan dengan santai mulai mempersiapkan perban dan betadine untuk mengobati lukanya. "Sini, biar aku obatin lukamu..." ucap gue sambil menunjukkan perban yang sudah siap untuk memerban sayapnya. Si malaikat pun menunjukkan sayapnya yang rusak dan membiarkan gue memerban sayapnya. "Namaku Angel..." ucap malaikat bernama Angel itu. "Ya, sesuai dengan namamu, kau benar-benar malaikat yang sangat indah..." sahut gue sambil tersenyum. "Gio, boleh gue bertanya sesuatu?" tanya Angel kemudian. Gue langsung mengangkat kepala gue dan memandang mata biru Angel yang indah. Gue mengangguk sebagai jawabannya. "Bolehkah aku selalu bersamamu untuk menemanimu selamanya? Aku jatuh cinta padamu sejak aku melihatmu dari surga...." Mendengar perkataan Angel, gue sedikit terkejut dan merasa tak enak. "Apakah itu yang membuatmu jatuh dari surga," tanya gue lembut sambil tersenyum. Angel mengangguk dengan wajah serius kemudian berkata, "Aku benar-benar menyukaimu...." Perkataan Angel benar-benar serius dan membuat gue salah tingkah. Tapi, gue mencoba menguasai situasi dan tersenyum dengan tenang. Lalu kemudian, Angel melakukan hal yang tak pernah bisa gue sangka. Dia mematahkan sayapnya sendiri. "Aku tidak bercanda. Aku benar-benar mencintaimu sejak awal aku melihatmu, Gio.Lebih baik aku patahkan saypku untuk menjadi manusia agar bisa terus selamanya bersama denganmu," ucap Angel dengan matanya yang mulai menitikkan air mata. Gue tak kuasa melihat semua itu dan hanya terpaku pada matanya saja, sementara dia terus menangis, namun menatapku dengan tegas.
...to be continued...
by : Giovani Trixie
Tadi malam gue bermimpi ketemu sama seorang malaikat terjatuh dari surga, begitu indah dan sempurna, cahayanya begitu menyilaukan mata. Malaikat itu datang ke gue dan meminta gue untuk menyembuhkan sayapnya uang terluka. Gue pun langsung membawanya masuk ke dalam mobil dan berjalan pulang menuju rumah.Namun, sepanjang perjalanan menuju ke rumah gue sang malaikat terus-menerus menangis. Gue pun bertanya padanya, "Apa ada yang salah?" Mendengar pertanyaan dari gue, si malaikat mengangkat kepalanya dan menatap mata gue dalam-dalam. Dia menggeleng dan kemudian tersenyum di tengah wajahnya yang sembab sehabis menangis. "Namamu siapa?" tanyanya pada gue dengan suara yang hampir tak terdengar. "Gio..." jawab gue. "Gio.... Kamu baik...." ucap malaikat itu lagi, lalu tak lama menunudukkan kepalanya dalam-dalam dan kembali menangis. Gue gak mau ganggu dia, jadi gue biarkan aja dia nangis sepuasnya. Tak lama kemudian, kita pun sampe di rumah gue. "Seperti inikah rumah manusia?" tanya si malaikat dengan mata yang bersinar. Mendengar pertanyaannya, gue tertawa kecil, lalu mempersilahkan dia turun dari mobil dan membawanya masuk ke dalam rumah. Gue menyuruhnya duduk di ruang tamu dan kemudian meninggalkan dia sendiri untuk membuat minuman dan mengambil peralatan untuk mengobati lukanya. Setelah semua siap, gue menghampirinya ke ruang tamu, memberikannya minum dan mulai mengobati sayapnya yang terluka. Melihat segelas air putih segar, si malaikat langsung meneguknya dan kemudian menatap gue dalam-dalam. Sementara gue yang tidak sadar sedang diperhatikan dengan santai mulai mempersiapkan perban dan betadine untuk mengobati lukanya. "Sini, biar aku obatin lukamu..." ucap gue sambil menunjukkan perban yang sudah siap untuk memerban sayapnya. Si malaikat pun menunjukkan sayapnya yang rusak dan membiarkan gue memerban sayapnya. "Namaku Angel..." ucap malaikat bernama Angel itu. "Ya, sesuai dengan namamu, kau benar-benar malaikat yang sangat indah..." sahut gue sambil tersenyum. "Gio, boleh gue bertanya sesuatu?" tanya Angel kemudian. Gue langsung mengangkat kepala gue dan memandang mata biru Angel yang indah. Gue mengangguk sebagai jawabannya. "Bolehkah aku selalu bersamamu untuk menemanimu selamanya? Aku jatuh cinta padamu sejak aku melihatmu dari surga...." Mendengar perkataan Angel, gue sedikit terkejut dan merasa tak enak. "Apakah itu yang membuatmu jatuh dari surga," tanya gue lembut sambil tersenyum. Angel mengangguk dengan wajah serius kemudian berkata, "Aku benar-benar menyukaimu...." Perkataan Angel benar-benar serius dan membuat gue salah tingkah. Tapi, gue mencoba menguasai situasi dan tersenyum dengan tenang. Lalu kemudian, Angel melakukan hal yang tak pernah bisa gue sangka. Dia mematahkan sayapnya sendiri. "Aku tidak bercanda. Aku benar-benar mencintaimu sejak awal aku melihatmu, Gio.Lebih baik aku patahkan saypku untuk menjadi manusia agar bisa terus selamanya bersama denganmu," ucap Angel dengan matanya yang mulai menitikkan air mata. Gue tak kuasa melihat semua itu dan hanya terpaku pada matanya saja, sementara dia terus menangis, namun menatapku dengan tegas.
...to be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar